Friday, December 30, 2016

6 Kebiasaan Parenting Yang Menjauhkan Anak Menjadi Sukses

Orang tua bekerja keras untuk membesarkan anak agar mereka menjadi orang yang sukses, tetapi ada hal penting yang harus diperhatikan mengenai kebiasaan mendidik anak yang bisa saja justru malah menjauhkan anak untuk memaksimalkan potensinya secara utuh.
Pada artikel ini, akan dibahas 8 kebiasaan parenting yang dapat menjauhkan anak untuk benar-benar berkembang, tumbuh, dan lebih dewasa.

Orang tua dari semua kalangan dapat membesarkan anak-anak yang sukses, dan itu benar adanya karena banyak cerita yang telah membuktikan. Bahkan anak-anak yang dibesarkan di lingkungan rumah yang kasar bisa menjadi orang dewasa yang menakjubkan menjadi seniman yang sangat baik, penulis, dosen, atlet, ilmuwan, filsuf atau pemimpin yang luar biasa dalam bidang yang mereka pilih.

Apa yang membuat seorang anak tumbuh menjadi orang yang berhasil masih cukup  diperdebatkan. Tetapi kita tahu bahwa kesabaran adalah sifat utama bagi orang dewasa yang sehat untuk mengasuh anak sejak masa kecilnya. Apa pun yang Anda ajarkan atau tidak ajarkan kepada anak-anak Anda, pastikan membantu mereka untuk belajar bangkit kembali dari kemunduran kecil maupun besar, karena mereka adalah bagian dari kehidupan.

parenting, foto anak, anak murung, mendidik anak, cara mendidik anak, kesalahan mendidik anak



Orang tua memiliki niat baik tapi jangan membuat kesalahan seperti yang kebanyakan orang lakukan. Bersikap baik kepada diri sendiri jika Anda membuat kesalahan, tapi biarkan anak Anda tahu tentang hal itu dan menggunakannya sebagai kesempatan belajar dengan mereka. Mari kita lihat 8 dari perilaku orangtua yang menjauhkan anak menjadi orang sukses.

1. MEREMEHKAN DALAM MENCOBA HAL-HAL BARU

Salah satu perilaku orangtua yang dapat menahan anak-anak menjadi sukses adalah "mengecilkan" mereka dari mencoba keterampilan baru. Kadang-kadang, orang tua memiliki niat terbaik dalam perilaku membatasi, ketika mereka memiliki keyakinan yang wajar bahwa anak mereka akan gagal. Namun, kegagalan juga merupakan bagian dari kehidupan dan pembelajaran dalam kehidupan agar bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.

2. TERLALU MEMANJAKAN

Berikan tugas apapun untuk anak-anak untuk memastikan bahwa mereka mampu melakukan agar menjadi orang yang berguna, adalah perilaku orangtua yang membuat anak menjadi sukses. Contoh dari memanjakan yang berlebihan yakni membolehkan anak mencuci baju hanya ketika dia sudah remaja atau bahkan ketika ia sudah dewasa. Tidak ada salahnya anak sesekali ditugaskan untuk mencuci bajunya sendiri atau mengerjakan pekerjaan rumah lainnya yang sekiranya mampu ia lakukan.

3. TERLALU MEMUJI HAL KECIL

Percaya atau tidak, terlalu memuji anak-anak dapat menjauhkan mereka dari kesuksesan. Memuji prestasi kecil bahwa anak-anak telah menguasai hal tersebut tidak akan memotivasi mereka untuk mencapai lebih banyak dan lebih. Misalnya, memuji anak yang berusia 8 tahun karena ia dapat berpakaian sendiri tidak mendorong mereka untuk melakukan hal tersebut tanpa pujian. Berfokuslah untuk memuji pada prestasi signifikan yang dilakukan anak, misalnya, dalam hal pendidikan , maupun skill-skill tertentu. Memuji memang dapat menumbuhkan kepercayaan diri anak, tetapi berelebihan dalam memuji  justru berpotensi membuatnya  gila akan pujian.

4. MEMBATASI PERTEMANAN

Para peneliti menemukan, anak-anak yang sukses adalah yang orang tuanya membantu anaknya dalam menciptakan jaringan sosial yang efektif. Sebuah sistem dukungan sosial yang kuat, dapat membantu anak-anak untuk menghadapi ketidakpastian atau stres.

5. TERLALU MENGAWASI

"Terbang melayang" di atas setiap gerakan anak tidak hanya mengganggu, tetapi mengarahkan anak untuk berkesimpulan; ibu atau ayah tidak percaya pada kemampuan saya untuk menjadi sukses dengan kemampuan saya sendiri. Perilaku orangtua ini menyebabkan anak-anak tidak percaya pada kemampuan mereka sendiri dan mengambil risiko yang lebih sedikit, bahkan ketika sebenarnya mereka mampu melakukan sesuatu pada diri mereka sendiri.

6. TERLALU OTORITER

Penelitian yang dilakukan oleh University College London menemukan bahwa perilaku orangtua yang keras memiliki efek pada tingkat kontrol diri anak dan bahkan efek ini berlangsung dan juga berkorelasi dengan masalah perilaku di kemudian hari. Para peneliti mengatakan bahwa 'mendidik anak dengan keras diprediksi menggiring permasalahan terhadap anak laki-laki mapun perempuan. 'Terlalu mengontrol anak  pada usia 9 tahun diprediksi dapat menyebabkan berbagai masalah dan kesulitan secara emosional ketika anak berumur 12 tahun.

No comments:

Post a Comment